keraton kartasura

Keraton Kartasura didirikan oleh Sunan Amangkurat II pada tahun 1679 Masehi. Sunan Amangkurat II adalah raja pengganti Sunan Amangkurat I, Raja Mataram di Keraton Plered yang melarikan diri dan meninggalkan di Tegal ketika terjadi serangan Trunajaya dari Madura pada tahun 1677.

Setelah Sunan Amangkurat II menjabat sebagai raja, beliau tidak mau menempati kraton di Plered karena menurut kepercayaan Jawa, Kerajaan yang sudah didudukimusuh berarti telah ternoda. Sunan Amangkurat II kemudian memerintahkan kepada Senopati Urawan untuk membuat Kraton baru di kawasan Pajang. Perintah ini dituruti dan akhirnya Senopati Urawan dibantu Nerang Kusuma dan rakyat berhasil mendirikan Kraton di sebelah barat Pajang yakni Wonokerto Amangkurat II beserta para pengikutnya lalu menempati Keraton Baru itu yang diberi nama Kraton kartasura Adiningrat.
Gejolak di Kerajaan Mataram ternyata tidak berhenti di situ saja. Pada tahun 1741 terjadilah pemberontakan Cina yang berakibat fatal bagi Kartasura. Pemberontakan kali ini dipimpin oleh RM. Garendhi yang bergelar Sunan Kuning (Sunan Amangkurat III) sewaktu menjadi raja.

Amangkuran III bernasib justru lebih tragis. Beliau hanya memerintah kurang lebih selama 2 tahun (1703 – 1705) karena terusir oleh pangeran Puger yang kemudian menjadi raja dan bergelar Sinuhun Paku Buwana I Selanjutnya pada masa pemerintahan Sinuhun Paku Buwana II (1726 – 1749), Keraton Kartasura dipindahkan ke Solo tepatnya pada tanggal 17 Februari 1745 Keraton baru di Solo itu diberi nama Keraton Surakarta Hadiningrat. Kini Keraton Kartasura tinggal bekasnya saja, dengan pagar tembok/ beteng yang tebalnya kurang lebih 1,75 meter dan tinggi kurang lebih 3 meter.

Peninggalan-peninggalan lain adalah Genthong batu, Yoni, Lingga, Masjid Zaman Paku Buwana X serta tombak Kyai Jangkungd an Tombak Kyai Slamet. Sayangnya, kompleks Keraton Kartasura, khususnya dilingkungan benteng kedhaton sudah berubah menjadi tempat pemakaman kerabat Keraton Surakarta. Makam-makam yang terkenal karena dikeramatkan oleh masyarakat, diantaranya adalahL Makam Mas Ngabehi Sukareja, Makam Bray Adipati Sedahmirah (selir PB IX), Makam KPH Adinegoro, Makam Ki Nyoto Carito (dalang) dan masih banyak yang lainnya.
Pada hari-hari tertentu, Keraton Kartasura sangat banyak dikunjungi orang (berziarah). Tujuan utama para peziarah adalah makam Bray Adipati Sedahmirah. Selir Pakubuwana IX ini semasa hidupnya dikenal cantik, pandai berdiplomasi dan memiliki pengasihan.